Selasa, 04 Juni 2024

Nomor

Aku selalu ingin tau sebenarnya aku urutan ke berapa dalam kehidupan ini. 

Dalam hidup ibuku sudah pasti aku nomor satu, sejajar dengan saudaraku, begitupula dengan hidup ayahku.

Dalam hidup saudaraku, mungkin aku nomor kedua atau nomor ketiga, setelah orang tuaku, juga setelah keluarga baru mereka.

Lalu di hidupku, ada adalah nomor kesekian. Padahal aku selalu berdalih aku mementingkan diriku sendiri diatas apapun.

Bagaimana dengan hidup orang yang juga kucintai dan "mengaku" mencintaiku?

Aku penasaran selama beberapa waktu, dan memilih meredam sambil mengetes situasinya.

Kutemui satu hipotesa, jika di hidup orang lain begitu juga dengan orang yang kucintai ada lima kotak.

Pertama kelurganya, kedua pekerjaannya, ketiga teman-temannya, lalu keempat dirinya sendiri. 

Maka kotak kelima bisa saja adalah ruang untuk diriku, ternyata, selain paling belakang, ruangan itu sesungguhnya tidak pernah ada. Aku hanya menciptakan pikiran semu.

Bukti-bukti dalam kepalaku akhirnya menumpuk terhubung satu sama lain. 

Sebenarnya, apakah yang selama ini dilalui pernah sedikit mengarah pada mauku? Tidak rasanya.

Bahkan pertemuan singkat pun tak akan pernah ada jika hanya berdasar pada permintaanku.

Segala sesuatu yang terjadi, selamanya berdasar pada suasana hati satu pihak. 

Entah dilakukan karena merasa bersalah, dan hanya ingin agar perasaannya membaik setelahnya.

Atau hanya ia berlaku sebagai selayaknya manusia yang berbuat baik kepada sesamanya.

Tidak satu hal pun yang benar-benar dilakukan, semata-semata karena adanya "aku".