Kamis, 21 Maret 2024

Maret

Andai bisa melewati satu hari di setiap Maret, 

Satu hari terakhir di bulan Maret,

Tepat dihari ulang tahun.

Kupikir yang menyakitkan saat memasuki ramadan, aku lupa bahwa ramadan kali ini bersamaan dengan ulang tahun.

Sakitnya combo, ada yang benar-benar hilang dan dengan cara apapun tidak akan pernah kembali.

Rasanya dihari itu aku ingin menyetel ingatan, hanya mengingat semua kenangan saat masih lengkap, berkumpul diruang tamu, dengan hidangan nasi tumpeng buatan ibu. Setelah magrib beberapa keluarga akan datang dan berbasa-basi, "sudah ulang tahun ke berapa?,"

Hidup setelah kehilangan tentu tidak akan sama. Setiap kali ada yang menyakiti, rasa sakitnya dua kali bahkan tiga kali lipat. 

Tidak hanya pada fisik, tetap juga pada hati.

Tidak heran jika orang yang kehilangan pijakan, biasanya memasang tameng "jangan jahat-jahat sama aku, soalnya aku yatim,"


Aku terluka di betis, awalnya hanya gatal biasa tapi kugaruk sampai memerah, dikasi minyak kayu putih juga gatalnya sembuh biasanya, tapi aku menangisinya semalaman.

Andai gatal-gatal ini bisa kuceritakan, pasti ada saja celetukannya yang mengundang tawa. Bukannya khawatir, lukanya malah jadi terlupakan setelah bicara dengannya.

Pagi ini, 9 hari menuju ulang tahun. Hujan menyambut pagi Penajam.

Hujannya diluar rumah, tapi pipi ikut basah. Habis sahur biasanya tidur, tapi kerinduan lagi-lagi mengalahkan kantuk.

Bersama turunnya hujan, selalu ada keinginan tak masuk akal, bagaimana bisa melangkahi 31 maret itu?

Ulang tahun bukan sesuatu yang penting juga buatku, tapi tiba-tiba jadi sangat menyakitkan setelah menyadari, bahwa tahun ini, untuk pertama kalinya aku tak melewatinya bersama cinta pertama.

🥀

Jumat, 08 Maret 2024

Rindu

Sebenarnya, aku adalah orang yang dipenuhi luka.

Tak ada bagian tubuhku yang luput dari luka-luka itu.

Lukanya semakin perih saat malam hari menjelang tidur.

Aku sendirian, dan rasanya sakit sekali. Luka itu bermula, saat aku kehilangan bapak tahun lalu.

Waktu terus berjalan, lukanya bukannya sembuh, malah semakin perih memasuki Ramadan.

Aku kesepian, sejak bapak tidak ada. Aku mudah sekali marah, saat bapak sudah tidak ada. Aku mudah menangis sejak bapak pergi, rasanya kepalaku penuh dengan stok cerita untuk bapak.

Tidak hanya saat Ramadan, ada satu waktu lagi yang rasanya tidak ingin kulewati pasca kepergian bapak, yakni ulang tahun. 

Bulan ini akan jadi momok menyakitkan lainnya. Aku kehilangan satu ucapan, satu doa dan satu telepon di hari itu.

Dan ingin sekali rasanya melewati satu hari itu, Maret di 31.

Aku merindukan gelak tawanya diujung telepon, dan rasanya sakit sekali.

Rabu, 06 Maret 2024

Untuk Banyak Kebaikan

 Untuk si baik hati yang sebulan ini memberiku banyak sekali cinta.

Terimakasih banyak untuk mu. Entah kebaikan apa yang pernah kulakukan dimasa lalu sampai Tuhan membalasnya dengan dirimu.

Rasanya setiap waktu yang dihabiskan bersamamu adalah waktu-waktu keberuntunganku.

Aku yakin semua orang tahu bahwa aku sangat lengkap sekarang.

Jauh berbeda dari aku September 2023 lalu. 

Dimanapun kamu berada, dengan siapapun kamu kelak, aku tidak akan berhenti mendoakan kebaikanmu.

Entah dengan siapa kamu pada akhirnya, aku hanya ingin kamu tau bahwa aku senang melihat matamu yang menyipit saat tersenyum, aku senang melihatmu tertawa, aku senang kamu selalu dalam kebaikan.

Beberapa tahun kemudian, jika hidup kita masih berlanjut namun jalannya berbeda, aku tidak keberatan jika harus menjadi pendengarmu lagi. Tak peduli dikondisi apapun.

Sebab aku paham, kebaikan dan banyak cinta yang kamu beri, tak akan habis masa untuk membalasnya.