Sabtu, 22 Agustus 2020

Did you say Alhamdulillah today ?

 Tepat sebulan lalu, mutasi tugas seakan membuatku sangat gila. Di lokasi baru, tak ada yang kupikirkan selain pulang, awalnya aku merasa semua orang tak ada yg menyukaiku disini, semua orang tak akan pernah melibatkan ku dalam lingkaran mereka disini. 

Apalagi sejak awal, aku hanya sendirian perempuan, sungguh aku sangat risih, menjadi bahan mereka untuk bercanda, berbicara dengan siapapun pasti gambarku selalu akrab di obrolan grup, fotoku dan foto siapa saja akan di jadikan stiker oleh mereka. 

Awalnya aku memang tidak nyaman, sungguh, yang ada hanya tangis, marah, dan sakit. Beruntungnya aku, ada Direkturku yang baik hati, sangat baik yang selalu memberikan semangat, aku selalu ingat, dia bilang, kita lahir sendiri, mati sendiri, kenapa harus sedih ketika kamu sendiri disana?

Doa-doa terus ku panjatkan, aku gencar meminta pada Rabb ku, memohon agar aku dipertemukan dengan orng-orang baik yang sayang padaku disini, orang-orang baik yang membuatku jadi nyaman.

Mas syaa Allah, Alhamdulillah, Tabarakallah.

Aku dipertemukan dengan banyak sekali orang baik, tak peduli mereka berlatar belakang apa, mereka selalu ingat apapun dan dimanapun mereka berada, mereka makan apapun, aku selalu diajaknya, kunjungan kerja kemanapun aku selalu diajaknya.

Semakin kesini, aku sangat sadar, semua doa, harapan, dan cita-citaku satu persatu di wujudkan oleh Allah, Alhamdulillah, percayalah tak akan ada yang sia-sia jika kau terus berdoa, doa terus, doa lagi. Cepat atau lambat, doa itu pasti dikabulkan. Percayalah. 

Demi Allah, aku menikmati semua kejutan-kejutan kecil yang Allah berikan padaku. Tak apa sesekali diselip kesedihan diantaranya, namun aku sungguh mensyukuri semua hal, alhmdulillah.

Berau - 23 Agustus 2020

Jumat, 21 Agustus 2020

Jangan Mengumpat, please!

Sebenarnya aku malas sekali mengumpat virus Corona, meski semua orang melakukannya akhir-akhir ini, boleh dikata aku orang yang sama sekali tidak peduli tentang hal itu. Yah walaupun dampaknya turut kurasakan.

Aku jadi tidak bisa pulang kampung, gaji ku yang seupil ikut di potong, sampai aku ga bisa salaman, mencium tangan orang tua untuk mendapatkan berkah dari mereka. Aku merasakan dampak itu juga, sama seperti yang lainnya.

Tapi ada satu hal yang membuatku benar-benar menyalahkan virus itu, perekonomian perusahaan - perusahaan bisa dikatakan gawat, gaji tertunda dan terpotong seperti yang ku katakan tadi, mungkin bagiku, itu tidak masalah, tapi bagi orang-orang hal itu membuat mereka jadi emosian, kalut, uring-uringan, hingga berdampak pada emosional mereka yang disalurkan ke orang lain. 

Konyol kan? Aku merasakan dampak itu sekarang, banyak org yang kemudian setres karena tidak punya uang, kemudian beralih mencari kesalahan lalu marah dan melampiaskan penderitaan mereka, seolah ia ingin di ketahui bahwa ia menderita, atau ia ingin orang lain ikut merasakan apa yang ia rasakan. 

Singkatnya, jangan sampai Corona membuat kalian berpikir bahwa rejeki dari Allah akan terpengaruh, tidak akan! Kutegaskan tidak akan!

Atau masih belum yakin? Sini ke Berau, ku ajak kamu bersyukur meskipun uang di dompet hanya 10 ribu 💓