Aku pernah bertemu seseorang, yang dengannya aku sangat merasa istimewa.
Awalnya, Kukira dia takdir, ternyata hanya mampir.
Bersamanya memang singkat
Tapi cukup melekat.
Kukira bersamanya adalah komitmen
Ternyata hanya moment.
Tak perlu kusebutkan namanya, karena kini posisinya ia hanya masa lalu, disamping aku juga telah dibersamai oleh seseorang.
Singkat saja kuceritakan, dia adalah seseorang yang saat itu harus selalu melihatku, mungkin ceritaku agak berlebihan dan terkesan lebay atau aku di anggap bucin, tapi memang begitulah adanya.
Setiap hari, dia harus melihatku, bagaimanapun keadaanya, hujan, atau secapek apapun dia, harus ada satu waktu yang di sempatkan untuk hanya sekedar melihatku.
Jadilah kami berdua menyisihkan waktu di malam hari, usai sholat isya untuk sekedar bertemu, makan atau naik motor berkeliling, kadang 2 jam cukup, atau bahkan hanya 30 menit saja.
Di moment itu, dia tidak akan makan malam jika tidak bersamaku, dia lebih memilih kelaparan, dibanding makan tanpa aku didekatnya. Kadang aku sudah makan tapi tetap harus menemaninya makan, biarpun hanya sekedar duduk didekatnya, yang penting ada aku, katanya.
Semua makanan dan tempat makan terbaru yang sedang hits dikota ini, semua ia datangi ketika bersamaku, mulai dari restoran pizza, ice cream, hingga tempat ayam yang baru buka dan biasa aja, kami berdua datangi.
Ia adalah seorang yang menjemputku dengan motor, jarak rumahnya dan rumahku, lumayan jauh, kami berbeda kecamatan, dan ia dengan senang hati melakukan itu. Ketika bersamanya, dia akan menurunkan stand kaki dimotor sebelum aku bilang, dia akan menguncikan helm tanpa aku minta.
Ketika dengannya, kamu tidak boleh duduk didepannya, dia akan mengangkat kursi agar kamu duduk disampingnya. Dia seorang perokok, tapi ketika bersamaku, dia akan meminta izin terlebih dahulu, aku pernah melarangnya dan dia betul-betul tidak menyalakan rokoknya ketika bersamaku, tapi pada akhirnya aku bilang silahkan. Dia kemudian akan mencari tempat yg aman dan memastikan aku tidak terkena asap rokoknya.
Dengannya, aku tidak pernah membayar makanan ataupun minuman yang kupesan, meskipun aku berlomba untuk membayar, dia akan selalu mengembalikan uangku besoknya.
Dia juga sangat suka memperkenalkanku pada teman-temannya, ataupun hanya rekan kerjanya. Dia akan selalu bersikap manis ketika bersamaku, tidak peduli berapa banyak orang yang melihat, dia akan memegang tanganku, selalu.
Moment seperti itu terjadi setiap hari selama tiga bulan. Karena keseringan keluar malam, tanpa memakai jaket, akhirnya dia sakit dan harus dirawat di UGD selama beberapa waktu. Dan jahatnya, aku mengetahui itu, setelah ia sembuh dan menceritakannya padaku.
Setelah ia sakit, waktu tiga bulan yang kami lalui itu, perlahan tidak lagi sama. Apalagi setelah aku mulai bosan dengan keadaan yang menurutku tidak jelas.
Sudahkah kujelaskan bahwa aku dan dia tidak memiliki hubungan apa-apa?
Benar saja, aku dan dia hanya teman, dan aku baru sadar ketika, aku bertanya untuk memastikan. Dia tidak menjawab apapun, ketika aku bertanya, "what do you want"?
Kuanggap maksud diammnya adalah, "aku hanya kesepian".
Sejak saat itu, aku mulai menjaga jarak, aku hanya sesekali membalas pesannya atau mengangkat telponnya. Dia masih sangat rutin menghubungiku.
Sampai pada saat aku sangat lelah, aku memblokirnya disemua sosial media, tapi dia selalu punya cara, dia download telegram, dan berusaha menghubungiku disana. Tak ada respon apapun dari aku.
Hingga tadi malam ku beritahu, bahwa aku tidak lagi ingin berkomunikasi dengannya, sebagai apapun itu. Ku beritahu bahwa Saat ini aku telah bersama bias yang lain, maksudku, aku sudah punya seseornag yang bisa mengisi kekosongan dalam diriku.
Kujelaskan padanya bahwa ketidak pastian yang pernah dia tawarkan dulu, akan kuakhiri sendiri, aku tau dia pasti akan tertawa krna aku mengakhiri sesuatu yang tidak pernah dimulai.
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar