Jumat, 17 Februari 2023

Tentang Ayah

 Apa yang paling kamu sukai dari ayah ?

Aku suka menceritakan hal random bersama ayahku, entah sapi tetanggaku yang hilang, entah berita pembunuhan yang kuliput, atau hari ini aku jajan apa.

Ayah juga suka bercerita banyak hal kepadaku.

Bercerita soal ibu yang suka usil kepadanya, bercerita soal adeku yang berbicara dengan kucing kesayangannya, membicarakan baju ibu yang memenuhi seluruh lemari yang ada dirumah, atau membicarakan kakaku yang tidka pernah mau menunjukkan kelemahannya pada ayahku.

Kami bertukar cerita setiap malam. Dan cerita kami selalu diawali dengan, yah, aku ada cerita, masa kan..

Cerita dengan ayah selalu diselingi tawa. Ayah juga tidak akan pernah membuat aku ketinggalan berita terbaru yang terjadi dikampung.

Entah anaknya si A yang cerai, anaknya si B yang lari dari rumah.

Memang se kompleks itu suasana di kampungku.

Ayah menceritakannya dengan antusias, kadang sambil berbisik kalau ada ibu. Ibu pasti akan memarahi ayah kalau menyampaikan cerita demikian kepadaku.

Dengan ayah, aku tidka ragu berecerita apapun, bukan berarti dengan ibu, aku tidak bercerita, aku juga banyak beceirta keseharian ku dengan ibu, hanya saja kadang kalau butuh nasehat, aku akan mencari ibu, kalau butuh tertawa, aku akan mencari ayahku.

Tanpa sadar, ibu dan ayahku menua. Aku hanya menemani mereka lewat cerita.

Aku belum menyediakan apapun untuk mereka. Aku tidak mendengarkan seluruh cerita mereka. Aku hanya mendengar apa yang mau mereka ceritakan.

Aku tidak hadir di keseharian mereka.

Aku rindu.

Kamis, 16 Februari 2023

Kepada Kenangan

 Bagaimana rasanya memiliki pasangan? Tentu saja sulit.

Tapi ada yang terasa menyenangkan soal membagi hidupmu dengan seseorang.

Maksudku membagi hidup dengan seseorang adalah, kami tumbuh bersama.

Aku membaca semua tulisannya selama ia mengejar cita-cita dan masa depannya untuk bekerja di beberapa perusahaan.

Dia membaca setiap tulisanku.

Kami saling memberi pengaruh besar.

Dia berasal dari latar belakang yang semuanya tak pernah cukup baik.

Itu sesuatu yang sangat membebaninya.

Tapi bersamaku, ada keinginan untuk mencoba sesuatu tanpa takut gagal dan tertarik pada berbagai hal. Itu membebaskannya.

Senang rasanya melihat dia tumbuh.

Kami berdua tumbuh dan berubah bersama.

Tapi itu juga bagian yang sulit. Tumbuh tanpa makin berjarak. Atau berubah tanpa membuat yang lainnya takut.

Aku masih mendapati diriku berbicara dengannya di pikiranku, mengulangi perdebatan lama, dan membela diriku dari ucapannya tentang aku.


Kepada Randu Anangga, maukah kau selalu pulang padaku dan menceritakan harimu?

Ceritakan tentang pria dikantor yang terlalu banyak bicara. 

Noda di kemejamu saat makan siang. 

Ceritakan tentang pemikiran lucu saat kau bangun tapi kau lupa.

Ceritakan tentang betapa gilanya semua orang, dan kita bisa menertawakannya.

Meskipun kau pulang larut dan aku sudah tidur, bisikan saja ke telingaku pemikiran kecilmu hari ini.

Karena aku suka caramu memandang dunia.

Aku sangat bahagia berada disisimu, dan melihat dunia lewat matamu.

Senin, 13 Februari 2023

Rumah


Akhir-akhir ini aku suka membayangkan sebuah rumah.

Rumah impian yang desainnya telah mendekam cukup lama di kepala.

Rumah itu adalah tempat nyaman yang akan aku gunakan sebagai tujuan pulang, entah didalamnya ada yang menunggu, atau entah aku sendirian yang mengucap salam sekaligus menjawab.

Dikepalaku, rumah itu minimalis. Hanya ada dua kamar, ruang keluarga yang bersambung dengan ruang tamu juga, kuusahakan ada tv yang menempel didinding ruangan bagian itu. 

Ada dua macam sofa yang akan menghiasi ruang keluarga dan ruang tamu. Masing-masing sofa minimalis, kapasitasnya tiga sampai empat orang. Aku akan membelinya dengan motif yang berbeda atau bentuk yang berbeda juga.

Tidak lupa juga akan ada karpet nyaman yang estetik, agar kaki orang yang datang tidak kedinginan saat menginjak lantai.

Aku tidak terlalu memikirkan warna, tapi aku sangat menyukai abu-abu atau mungkin hijau tosca.

Diruang keluarga, aku akan melengkapi dengan rak buku di pojokan. Rak kecil yang cukup tinggi, aku bermimpi akan mengisinya dengan berbagai jenis dan judul buku kesukaanku.

Entah ruang keluarga ini akan aku gunakan bersama siapa.

Kemudian di dua kamarnya, masing-masing akan ku lengkapi dengan kasur lantai, tidak mahal. Dan kapasitasnya hanya satu hingga dua orang. Kemudian di depan kasur akan ada karpet berbulu yang menjadi pelengkap.

Kasur yang tidak mahal itu akan ku hiasi dengan sprei yang lucu, mungkin akan satu set dengan bedcover, atau mungkin selimutnya beli sendiri.

Kemudian dapurku juga akan kutata lebih minimalis lagi, hanya ada kompor dua mata, piring kaca berwarna putih sebanyak lima buah, kemudian gelas ukuran sedang juga akan kubeli yang mug lima buah.

Sendok garpu akan kubeli masing-masing satu lusin, juga dengan mangkok untuk makan mie atau sayur, sebanyak dua buah. Tidak lupa talenan, panci, wajan dan cobekan, serta sutil.

Lalu di wastafel kecil, aku akan membeli yang sangat sederhana dan murah, aku tinggal sendiri jadi tidak akan ada banyak cucian perabotan yang menumpuk.

Aku terus membayangkan sebuah rumah minimalis itu akhir-akhir ini, hanya rumah itu beserta isi yang kusebutkan barusan. 

Anehnya, aku sama sekali tak memikirkan dengan siapa aku akan tinggal dirumah itu.