Minggu, 06 September 2020

P E R G I

 Satu persatu yang disayangi pergi.


Beberapa hari lalu, seseorang yang sangat mengayomi, seseorang yang selalu mengingatkan untuk sholat, seseorang yang berdiri paling depan ketika yang lain saling mendorong untuk imam sholat pergi, pindah dari tempat kita sama-sama mengadu nasib, ia pergi untuk mencari penghidupan yang lebih baik, meninggalkan kami semua, terutama aku, orang yang telah merepotkannya selama setahun lebih, orang yang selalu memintanya menghidupkan server di jam 7 pagi, orang yang selalu memintanya memutar lagu religi di jam break liputan, dan orang yang selalu bertanya perihal nilai dolar padanya. Selamat jalan, semoga sukses.

Kemarin, satu orang ikut pergi, teman, saudara, komedian, dan orang yang paling mengerti tentangku, orang paling gesit ketika kumintai tolong, sampai-sampai yg lain cemburu karena selalu aku yang dinomorsatukan, orang yang selalu ada saat senang dan sedih, orang yang selalu menyemangati saat jatuh, orang yang selalu yakinkan untuk percaya diri, orang yang selalu menunggu ketika kerjaan harus diselesaikan sampai tengah malam, ia pergi meninggalkan luka, mungkin berlebihan, tapi aku tau, setahun bersamanya sangat menyenangkan, ada banyak sekali cerita lucu bersamanya, foto ataupun video yang ketika dilihat pasti akan menciptakan tawa. Aku kehilangannya, sungguh. Sehatlah selalu, mas baik hati.

Dan hari ini, dia juga pergi. Seseorang yang telah memberikan banyak pelajaran hidup, mencintai, membenci dan menerima dengan ikhlas. Aku ingat saat satu kantor mengatakan kami sangat cocok jadi pasangan, hingga akhirnya, kami risih, dan saling menjauh. Sejak saat itu, kami jadi jarang bertegur. Padahal sebelumnya kami terlalu dekat jika hanya sebagai teman, dari awal masuk dia yang selalu mengajari bagaimana seharusnya berlaku dengan profesi yang sedang diemban. Dia yang selalu mengingatkan bagaimana seharusnya aku sebagai perempuan. Meski kadang kami tak akur, bertengkar karena memang dia selalu suka mengangguku. Tapi pada akhirnya semua kembali baik lagi, kadang juga aku dibuatnya menangis karena caranya bercanda yang kelewatan, tapi selalu berakhir dengan dia mengusap kepalaku sampai sama-sama tertawa lagi. hari ini dia pergi, mengejar mimpinya untuk menjadi programmer handal. Aku tau dia sangat lemah, apalagi persoalan sholat, dia lemah sekali, kadang mau sholat kadang tidak, dia pamit dan mendoakan ku jadi anak baik dan berhenti nakal, dasar Abi, aku akan merindukanmu.

Sadar atau tidak, semua yang kita miliki hari ini perlahan mulai pergi, kita sama sekali tidak punya kuasa untuk menahan, yang kita bisa hanya mempelajari ilmu ikhlas, selebihnya Allah lah yang berkuasa atas segalanya.


Berau 6 September 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar